KALKULUS
Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu
kecil", untuk menghitung) adalah cabang ilmu matematika yang
mencakup limit,turunan, integral,
dan deret takterhingga. Kalkulus adalah ilmu
yang mempelajari perubahan, sebagaimana geometri yang
mempelajari bentuk dan aljabar yang mempelajari operasi dan
penerapannya untuk memecahkan persamaan. Kalkulus memiliki aplikasi yang luas
dalam bidang-bidang sains, ekonomi,
dan teknik; serta dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak
dapat dipecahkan dengan aljabar elementer.[1]
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus
integral yang saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Contoh cabang
kalkulus yang lain adalah kalkulus proposisional, kalkulus variasi, kalkulus
lambda, dan kalkulus proses. Pelajaran kalkulus adalah pintu gerbang menuju
pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus
mempelajari fungsi danlimit,
yang secara umum dinamakan analisis matematika.
A.Prinsip-prinsip dasar
* Limit dan kecil tak terhingga
Definisi limit: kita katakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati titik p adalah L apabila untuk setiap bilangan ε > 0 apapun, terdapat bilangan δ > 0, sedemikian rupanya:
Kalkulus pada umumnya dikembangkan dengan memanipulasi
sejumlah kuantitas yang sangat kecil. Objek ini, yang dapat diperlakukan
sebagai angka, adalah sangat kecil. Sebuah bilangan dx yang kecilnya
tak terhingga dapat lebih besar daripada 0, namun lebih kecil daripada bilangan
apapun pada deret 1, ½, ⅓, ... dan bilangan real positif apapun. Setiap
perkalian dengan kecil tak terhingga (infinitesimal) tetaplah kecil tak
terhingga, dengan kata lain kecil tak terhingga tidak memenuhi "ciri-ciri
Archimedes". Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah
sekumpulan teknik untuk memanipulasi kecil tak terhingga.[18]
Pada abad ke-19, konsep kecil tak terhingga ini ditinggalkan
karena tidak cukup cermat, sebaliknya ia digantikan oleh konsep limit.
Limit menjelaskan nilai suatu fungsi pada nilai input tertentu dengan hasil
dari nilai input terdekat. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan
teknik memanipulasi limit-limit tertentu.[18]Secara
cermat, definisi limit suatu fungsi adalah:
Diberikan fungsi f(x) yang terdefinisikan pada
interval di sekitar p, terkecuali mungkin pada p itu sendiri. Kita mengatakan
bahwa limit f(x) ketika x mendekati p adalah L, dan menuliskan:
jika, untuk setiap bilangan ε > 0, terdapat bilangan δ
> 0 yang berkoresponden dengannya sedemikian rupanya untuk setiap x:
*Turunan
Grafik fungsi turunan.
Turunan dari suatu fungsi mewakili perubahan yang sangat
kecil dari fungsi tersebut terhadap variabelnya. Proses menemukan turunan dari
suatu fungsi disebut sebagai pendiferensialan ataupun diferensiasi.[1]
Secara matematis, turunan fungsi ƒ(x) terhadap variabel x
adalah ƒ′ yang nilainya pada titik x adalah:
dengan syarat limit tersebut eksis. Jika ƒ′ eksis pada titik x tertentu, kita katakan bahwa ƒ terdiferensialkan (memiliki turunan) pada x, dan jika ƒ′ eksis di setiap titik pada domain ƒ, kita sebut ƒ terdiferensialkan.
Apabila z = x + h, h = z - x,
dan h mendekati 0 jika dan hanya
jika z mendekati x, maka definisi turunan di atas dapat pula
kita tulis sebagai:
Garis singgung pada (x, f(x)). Turunanf'(x) sebuah kurva pada sebuah titik adalahkemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut.
Perhatikan bahwa ekspresi
pada definisi turunan di atas merupakan gradien dari
garis sekan yang melewati titik (x,ƒ(x)) dan (x+h,ƒ(x)) pada kurva ƒ(x).
Apabila kita mengambil limit h mendekati 0, maka kita akan
mendapatkan kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva ƒ(x) pada
titik x. Hal ini berarti pula garis singgung suatu kurva merupakan limit dari
garis sekan, demikian pulanya turunan dari suatu fungsi ƒ(x) merupakan gradien
dari fungsi tersebut.[1]
pada definisi turunan di atas merupakan gradien dari
garis sekan yang melewati titik (x,ƒ(x)) dan (x+h,ƒ(x)) pada kurva ƒ(x).
Apabila kita mengambil limit h mendekati 0, maka kita akan
mendapatkan kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva ƒ(x) pada
titik x. Hal ini berarti pula garis singgung suatu kurva merupakan limit dari
garis sekan, demikian pulanya turunan dari suatu fungsi ƒ(x) merupakan gradien
dari fungsi tersebut.[1]Ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari turunan atau kemiringan dari sebuah grafik disebut kalkulus diferensial
Garis singgung sebagai limit dari garis sekan. Turunan dari kurva f(x) di suatu titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut. Kemiringan ini ditentukan dengan memakai nilai limit dari kemiringan garis sekan.
Notasi pendiferensialan
Terdapat berbagai macam notasi matematika yang dapat
digunakan untuk menyatakan turunan, meliputi notasi Leibniz, notasi Lagrange, notasi Newton, dan notasi Euler.[1]
Notasi Leibniz diperkenalkan oleh Gottfried Leibniz dan merupakan salah satu
notasi yang paling awal digunakan. Ia sering digunakan terutama ketika hubungan
antar y = ƒ(x) dipandang sebagai hubungan fungsional antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Turunan dari fungsi tersebut terhadap x ditulis
sebagai:[15]
Notasi Lagrange diperkenalkan oleh Joseph Louis Lagrange dan merupakan
notasi yang paling sering digunakan. Dalam notasi ini, turunan fungsi ƒ(x)
ditulis sebagai ƒ′(x) ataupun hanya ƒ′.
Notasi Newton, juga disebut sebagai notasi titik,
menempatkan titik di atas fungsi untuk menandakan turunan.
Apabilay = ƒ(t), maka
mewakili turunan y terhadap t. Notasi ini
hampir secara eksklusif digunakan untuk melambangkan turunan terhadap waktu.
Notasi ini sering terlihat dalam bidang fisika dan
bidang matematika yang berhubungan denganfisika.
Notasi Euler menggunakan operator
diferensial D yang diterapkan pada fungsi ƒ untuk memberikan
turunan pertamanya Df. Apabila y = ƒ(x) adalah variabel
terikat, maka sering kali x dilekatkan pada D untuk
mengklarifikasikan keterbebasan variabel x.
Notasi Euler kemudian ditulis sebagai
Notasi Euler ini sering digunakan dalam menyelesaikan persamaan diferensial linear.
Notasi Leibniz
|
Notasi Lagrange
|
Notasi Newton
|
Notasi Euler
|
|
Turunan ƒ(x) terhadap x
|
ƒ′(x)
|
dengan y = ƒ(x) |
*Integral
Integral dapat dianggap sebagai perhitungan luas daerah di
bawah kurvaƒ(x), antara dua titik a dan b.
Integral merupakan suatu objek matematika yang dapat
diinterpretasikan sebagai luas wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah.
Proses menemukan integral suatu fungsi disebut sebagai pengintegralan ataupun
integrasi. Integral dibagi menjadi dua, yaitu: integral tertentu dan integral
tak tentu. Notasi matematika yang digunakan untuk menyatakan integral
adalah ∫
, seperti huruf S yang memanjang (S singkatan
dari "Sum" yang berarti penjumlahan).[1]
Diberikan suatu fungsi ƒ bervariabel
real x dan interval antara [a, b] pada garis real, integral
tertentu:

secara informal didefinisikan sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasi oleh kurva grafik ƒ, sumbu-x, dan garis vertikal x = a dan x = b.
Pada notasi integral di atas: a adalah batas
bawah dan b adalah batas atas yang menentukan domain
pengintegralan, ƒadalah integran yang akan dievaluasi
terhadap x pada interval [a,b], dan dx adalah variabel
pengintegralan.
Seiring dengan semakin banyaknya subinterval dan semakin sempitnya lebar subinterval yang diambil, luas keseluruhan batangan akan semakin mendekati luas daerah di bawah kurva.
Terdapat berbagai jenis pendefinisian formal integral
tertentu, namun yang paling umumnya digunakan adalah definisiintegral Riemann. Integral Rieman didefinisikan
sebagai limit dari "penjumlahan Riemann". Misalkanlah kita hendak
mencari luas daerah yang dibatasi oleh fungsi ƒ pada interval
tertutup [a,b]. Dalam mencari luas daerah tersebut, interval [a,b] dapat kita
bagi menjadi banyak subinterval yang lebarnya tidak perlu sama, dan kita
memilih sejumlah n-1 titik {x1, x2, x3,..., xn - 1} antara
a dengan b sehingga memenuhi hubungan:[19]
Himpunan
tersebut kita sebut sebagai partisi [a,b],
yang membagi [a,b] menjadi sejumlah n subinterval
. Lebar subinterval pertama [x0,x1] kita nyatakan sebagai Δx1,
demikian pula lebar subinterval ke-i kita nyatakan sebagai
Δxi = xi - xi - 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita
pilih suatu titik sembarang dan pada subinterval ke-i tersebut kita
memilih titik sembarang ti. Maka pada tiap-tiap subinterval akan terdapat
batangan persegi panjang yang lebarnya sebesar Δx dan tingginya berawal
dari sumbu x sampai menyentuh titik (ti, ƒ(ti)) pada kurva.
Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan
mengalikan ƒ(ti)· Δxi dan menjumlahkan keseluruhan luas daerah
batangan tersebut, kita akan dapatkan:
tersebut kita sebut sebagai partisi [a,b],
yang membagi [a,b] menjadi sejumlah n subinterval
. Lebar subinterval pertama [x0,x1] kita nyatakan sebagai Δx1,
demikian pula lebar subinterval ke-i kita nyatakan sebagai
Δxi = xi - xi - 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita
pilih suatu titik sembarang dan pada subinterval ke-i tersebut kita
memilih titik sembarang ti. Maka pada tiap-tiap subinterval akan terdapat
batangan persegi panjang yang lebarnya sebesar Δx dan tingginya berawal
dari sumbu x sampai menyentuh titik (ti, ƒ(ti)) pada kurva.
Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan
mengalikan ƒ(ti)· Δxi dan menjumlahkan keseluruhan luas daerah
batangan tersebut, kita akan dapatkan:
Penjumlahan Sp disebut sebagai penjumlahan Riemann untuk ƒ pada interval [a,b]. Perhatikan bahwa semakin kecil subinterval partisi yang kita ambil, hasil penjumlahan Riemann ini akan semakin mendekati nilai luas daerah yang kita inginkan. Apabila kita mengambil limit dari norma partisi
mendekati nol, maka kita akan mendapatkan luas daerah
tersebut.[19]
Secara cermat, definisi integral tertentu sebagai limit dari
penjumlahan Riemann adalah:
Diberikan ƒ(x) sebagai fungsi yang terdefinisikan pada
interval tertutup [a,b]. Kita katakan bahwa
bilangan I adalah integral tertentu ƒ di sepanjang
[a,b] dan bahwa I adalah limit dari penjumlahan Riemann
apabila kondisi berikut dipenuhi: Untuk setiap bilangan
ε > 0 apapun terdapat sebuah bilangan δ > 0 yang berkorespondensi
dengannya sedemikian rupanya untuk setiap partisi 
di sepanjang [a,b] dengan
dan pilihan ti apapun pada [xk -
1, ti], kita dapatkan
apabila kondisi berikut dipenuhi: Untuk setiap bilangan
ε > 0 apapun terdapat sebuah bilangan δ > 0 yang berkorespondensi
dengannya sedemikian rupanya untuk setiap partisi 
Apabila tiap-tiap partisi mempunyai sejumlah n subinterval yang sama, maka lebar Δx = (b-a)/n, sehingga persamaan di atas dapat pula ditulis sebagai:
Limit ini selalu diambil ketika norma partisi mendekati nol dan jumlah subinterval yang ada mendekati tak terhingga banyaknya.[19]
Contoh
Sebagai contohnya, apabila hendak menghitung integral
tertentu
, yakni mencari luas daerah A dibawah
kurva y=x pada interval [0,b], b>0, maka perhitungan integral
tertentu
sebagai limit dari penjumlahan Riemannnya adalah 
, yakni mencari luas daerah A dibawah
kurva y=x pada interval [0,b], b>0, maka perhitungan integral
tertentu
sebagai limit dari penjumlahan Riemannnya adalah 
Pemilihan partisi ataupun titik ti secara
sembarang akan menghasilkan nilai yang sama sepanjang norma partisi tersebut
mendekati nol. Apabila kita memilih partisi Pmembagi-bagi interval [0,b]
menjadi n subinterval yang berlebar sama Δx = (b -
0)/n = b/n dan titik t'i yang dipilih adalah titik
akhir kiri setiap subinterval, partisi yang kita dapatkan adalah:

Dalam prakteknya, penerapan definisi integral tertentu dalam mencari nilai integral tertentu tersebut jarang sekali digunakan karena tidak praktis. Teorema dasar kalkulus (lihat bagian bawah) memberikan cara yang lebih praktis dalam mencari nilai integral tertentu.[1]
Manakala integral tertentu adalah sebuah bilangan yang
besarnya ditentukan dengan mengambil limit penjumlahan Riemann, yang
diasosiasikan dengan partisi interval tertutup yang norma partisinya mendekati
nol, teorema dasar kalkulus (lihat bagian bawah) menyatakan bahwa integral
tertentu sebuah fungsi kontinu dapat dihitung dengan mudah apabila kita dapat
mencari antiturunan/antiderivatif fungsi tersebut.[1]
Keseluruhan himpunan antiturunan/antiderivatif sebuah fungsi ƒ adalah integral tak tentu ataupun primitif dari ƒ terhadap x dan dituliskan secara matematis sebagai:
Ekspresi F(x) + C adalah antiderivatif umum ƒ dan C adalah konstanta sembarang.
Misalkan terdapat sebuah fungsi
, maka integral tak tentu ataupun antiturunan dari fungsi
tersebut adalah:
, maka integral tak tentu ataupun antiturunan dari fungsi
tersebut adalah:
Perhatikan bahwa integral tertentu berbeda dengan integral
tak tentu. Integral tertentu dalam bentuk
adalah sebuah bilangan, manakala integral tak
tentu :
adalah sebuah fungsi yang memiliki tambahan konstanta
sembarang C.
adalah sebuah bilangan, manakala integral tak
tentu :
*Teorema dasar
Teorema dasar kalkulus menyatakan bahwa turunan dan
integral adalah dua operasi yang saling berlawanan. Lebih tepatnya, teorema ini
menghubungkan nilai dari anti derivatif dengan integral tertentu. Karena lebih
mudah menghitung sebuah anti derivatif daripada menerapkan definisi integral
tertentu, teorema dasar kalkulus memberikan cara yang praktis dalam menghitung
integral tertentu.[1]
Teorema dasar kalkulus menyatakan:
Jika sebuah fungsi f adalah kontinu pada interval [a,b] dan
jika F adalah fungsi yang mana turunannya adalah f pada
interval (a,b), maka
Sebagai contohnya apabila kita hendak menghitung nilai integral
, daripada menggunakan definisi integral tertentu sebagai
limit dari penjumlahan Riemann (lihat bagian atas), kita dapat menggunakan teorema dasar
kalkulus dalam menghitung nilai integral tersebut.
Oleh sebab itu, sesuai dengan teorema dasar kalkulus, nilai
dari integral tertentu
adalah:
Apabila kita hendak mencari luas daerah A dibawah kurva y=x pada
interval [0,b], b>0, maka kita akan dapatkan:
Perhatikan bahwa hasil yang kita dapatkan dengan menggunakan
teorema dasar kalkulus ini adalah sama dengan hasil yang kita dapatkan dengan
menerapkan definisi integral tertentu (lihat bagian atas). Oleh karena lebih praktis, teorema dasar
kalkulus sering digunakan untuk mencari nilai integral tertentu.




























Komentar
Posting Komentar